Oleh Afditya Iman Fahlevi* Industri perikanan termasuk potensi Ekonomi maritim bangsa Indonesia MNOL – Ide tentang poros maritim dunia dan kedaulatannya harus menjadi konsep besar yang mempelopori benteng ekonomi dan pembangunan Indonesia. Kelautan sebagai strategi merupakan bagian dari strategi pertahanan suatu negara-bangsa; urusan soal perang, soal energi, ekonomi adalah hal yang mutlak dan harus diciptakan. Bisa jadi dikatakan, Negara yang gagal mengurusi kedaulatan lautnya, maka gagal pula pengelolaan negaranya. Atas dasar inilah, Indonesia tidak boleh durhaka terhadap sejarah lautnya. Dalam sejarah ekonomi politik laut Indonesia dan atas dasar keyakinan terhadap betapa pentingnya sektor kelautan sebagai sumber ekonomi, sehingga pada saat itu menjadi prioritas para Founding Fathers dalam membangun negeri ini. Bicara kelautan, tentu tidak hanya berkaca pada sejarah kejayaan laut Indonesia yang pernah ada, dalam sejarah perkembangan wilayah territorial dan yurisdiksi Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, juga menjadi bukti bahwa kedaulatan atas laut adalah kunci utama Indonesia mampu menjadi Negara Digdaya di Asia’ bahkan dunia internasional. Kejayaan laut era Sriwijaya dan Majapahit menjadi buktinya. Laut merupakan kehidupan, tempat banyak orang bergantung. Sejak zaman pra sejarah, manusia yang mendiami kepuluan Nusantara sudah mampu berlayar hingga Barat Afrika. Secara geografis, Nusantara yang menjadi cikal bakal Republik Indonesia lebih tepat disebut negara bahari. NKRI Mengulang Sejarah Kejayaan Nusantara Sriwijaya dan Majapahit menjadi merupakan contoh imperium kekuatan kerajaan Nusantara yang bisa menjadi besar karena menguasai laut. Dengan menguasai laut dan tentu dengan militer yang kuat, dua kerajaan tersebut berhasil mengontrol seluruh perniagaan di seluruh Asia Tenggara. Alhasil, menjelang kemerdekaan, para Founding Fathers punya rasa ingin mengembalikan masa-keemasan Sriwijaya dan Majapahit, salah satunya dengan kembali ke laut. Dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI pada 31 Mei 1945, Muhammad Yamin dengan tegas memperjuangkan perwujudan Tanah Air ke dalam wilayah negara Indonesia. Yamin dengan meninjau sejarah Nusantara secara gamblang mengatakan, bahwa pemahaman Tanah Air adalah konsep tunggal. Yang dimaksud konsep tunggal adalah, “..membicarakan daerah Negara Indonesia dengan menumpahkan perhatian kepada pulau dan daratan yang sesungguhnya berlawanan dengan realitas. Tanah Air ialah mencakup daerah lautan dan mempunyai pantai yang panjang.” Yamin meyakini laut Indonesia kala itu mendapat hambatan dari dunia Internasional yang menyebut laut merupakan zona bebas. Perjuangan Indonesia dalam mengintegrasikan laut ke dalam wilayahnya dimulai kembali oleh Perdana Menteri Djuanda pada 1957 dalam sebuah deklarasi bersejarah yang mengikat seluruh perairan Indonesia. Selanjutnya, untuk menguasai kembali lautan, pemerintah Soekarno memperkuat pasukan Angkatan Laut Republik Indonesia ALRI baik dari jumlah prajurit hingga alat utama sistem persenjataannya. Namun, pengembalian laut sebagai sumber kehidupan gagal setelah pemerintahan berpindah tangan ke Soeharto yang lebih berorientasi ke darat. Sejak zaman awal kerajaan di Indonesia, pengelolaan aspek kelautan di Indonesia sudah sangat fundamental. Karena daerah Indonesia merupakan daerah kepulauan yang membutuhkan lautan untuk mengakses daerah antar daerah. Armada laut yang dimiliki oleh Kerajaan seperti Sriwijaya, Majapahit, hingga Demak pun tak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai kerajaan maritim, mereka sangat berperan dalam perdagangan yang mencakup daerah Indonesia, bahkan mancanegara dan sangat disegani yang kemudian tertera dalam catatan para pedagang dan utusan baik dari China maupun dari Arab. Tak hanya itu, Presiden Sukarno juga pernah berkata. “…Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali, Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang lautan itu sendiri”, dalam peresmian Institut Angkatan Laut di Surabaya tahun 1953. Hakikat Poros Maritim Dengan begitu, Akar poros maritim dunia yaitu membangun Indonesia sebagai pusatnya kemaritiman dunia adalah konsep geopolitik yang akan membawa kejayaan bangsa Indonesia. Hal ini harus membawa kesadaran kepada bangsa dan rakyat Indonesia bahwa masa depan dunia berada di kawasan Pasifik. Sehingga konsep ini juga mengandung tujuan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dihormati oleh bangsa-bangsa dunia. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Pasalnya, poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Dengan gagasan itulah, konsep ekonomi politik akan didukung oleh kondisi geopolitik saat ini, potensi-potensi yang berhubungan dengan laut sangatlah terbuka lebar. Sedikitnya ada sekitar 11 sektor ekonomi kelautan yang bisa dikembangkan untuk kemajuan, kesejahteraan, kemandirian dan kedaulatan bangsa Indonesia. Dilansir dari artikel berjudul Ekonomi Indonesia ke Laut Aja’, karya Prof. Rokhmin Dahuri, kesebelas sektor ekonomi kelautan itu adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, pertambangan dan energi ESDM, kehutanan coastal forestry, pariwisata bahari, perhubungan laut, industri dan jasa maritim, sumberdaya wilayah pulau-pulau kecil, sumberdaya kelautan non-konvensional dan masih banyak lainnya. Potensi nilai ekonomi dari 11 sektor ekonomi kelautan tersebut diperkirakan mencapai 1,2 triliun dolar AS per tahun. Padahal total PDB Product Domestic Bruto Indonesia saat ini sebesar 1 triliun dolar AS, dan APBN kita triliun atau 180 miliar dolar AS. Artinya potensi nilai ekonomi kelautan hampir 10 kali lipat dari APBN dan 1,2 kali PDB saat ini. Sementara kesempatan kerja yang dapat diciptakan sekitar 40 juta orang. Karenanya, jika mampu mendayagunakan potensi ekonomi kelautan secara produktif, efisien, adil, dan ramah lingkungan, maka masalah pengangguran dan kemiskinan otomatis akan terpecahkan. Kurang lebih 24 juta ha perairan laut dangkal Indonesia cocok untuk usaha budidaya laut mariculture ikan kerapu, kakap, baronang, kerang mutiara, teripang, rumput laut, dan biota laut lainnya yang bernilai ekonomis tinggi, dengan potensi produksi sekitar 42 juta ton/tahun Potensi ekonomi jasa perhubungan laut diperkirakan sekitar 16 milyar US$ per tahun. Ini berdasarkan pada perhitungan bahwa sejak 15 tahun terakhir Indonesia mengeluarkan devisa sekitar 16 milyar US$ untuk membayar armada pelayaran asing yang selama ini mengangkut 97% dari total barang yang diekspor dan diimpor ke Indonesia, dan yang mengangkut 50% dari total barang yang dikapalkan antar pulau di wilayah Indonesia. Sementara itu di sektor jasa penyediaan tenaga kerja pelaut untuk kapal niaga, kapal pesiar dan pelayaran rakyat, potensi ekonominya pun luar biasa besarnya. Potensi ekonomi ini akan menjadi lebih bermakna dan bernilai strategis, seiring dengan kenyataan bahwa pusat kegiatan ekonomi dunia sejak akhir abad-20 sebenarnya telah bergeser dari Poros Atlantik ke Poros Asia-Pasifik. Hampir 70% total perdagangan dunia berlangsung diantara negara-negara di Asia-Pasifik. Lebih dari 75% dari barang-barang yang diperdagangkan ditransportasikan melalui laut, terutama melalui Selat Malaka, Selat Lombok, Selat Makasar, dan laut-laut Indonesia lainnya dengan nilai sekitar trilun dolar AS setiap tahunnya. Untuk menciptakan hal itu semua, maka perlu penguatan yang bersifat mutlak, yaitu penguatan menyusun kebijakan nasional di bidang keamanan dan keselamatan di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia. Selain itu, melaksanakan penjagaan, pengawasan, pencegahan, dan penindakan pelanggaran hukum di wilayah perairan Indonesia dan wilayah yurisdiksi Indonesia juga perlu dilakukan. Tentunya, pemerintah juga wajib dalam melaksanakan tugas lain pada sistem pertahanan nasional yang didukung sumber daya manusia dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan begitu, membangun Indonesia menuju poros maritim dunia yang kuat dan berdaulat dapat tercipta dan kita sebagai penerus generasi muda yang kokoh harus mampu menerapkan visi maritim di tahun 2045. Pada usia satu abad kemedekaan itu, Indonesia siap menjadi negara digdaya dunia dengan kekuatan ekonomi dan pertahanan yang kuat. *Penulis adalah pemerhati kelautan Indonesia
1 pembangunan kembali budaya maritim indonesia 2. pembangunan kekuatan maritim 3. diplomasi maritim untuk mengajak mitra indonesia untuk bekerja dibidang kelautan 4. kayadengankeanekaragaman flora dan fauna 5. nenek moyang Indonesia menguasai perairan laut Latar belakang Indonesia sebagai sebagai poros maritim dunia ditunjukan oleh angka .
– Menjadi poros maritim dunia merupakan salah satu cita-cita Indonesia. Poros maritim dunia adalah suatu visi Indonesia untuk menjadi sebuah negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, kuat, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi keamanan dan perdamaian kawasan dan dunia sesuai dengan kepentingan poros maritim dunia ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia. Lalu, mengapa Indonesia ingin menjadi poros maritim dunia? Baca juga Terbitkan Perpres 34/2022, Jokowi Tegaskan Lagi Pembangunan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Cita-cita Indonesia menjadi poros maritim dunia Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki lautan yang menjadi penyumbang terbesar dan sebagai kekuatan utama penyokong pelaksanaan pembangunan nasional. Keanekaragaman hayati yang tinggi dengan sebaran yang luas di laut Indonesia sangat potensial dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat. Berbagai potensi sumber daya yang tersimpan di dalam laut pun mengandung nilai ekonomi yang sangat besar dan dapat dikembangkan bagi pembangunan nasional. Tak hanya potensi sumber daya laut, potensi geografis serta industri pelayaran dan perkapalan juga dipercaya mampu mendatangkan kesejahteraan. Dengan berbagai potensi yang dimiliki ini, Indonesia dapat menjadi poros maritim dunia. Pemerintah pun sudah sewajarnya memiliki cita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim itu, seiring bergesernya pusat ekonomi dunia dari poros Atlantik ke poros Asia-Pasifik, ekonomi kelautan Indonesia ke depannya juga diprediksi akan semakin strategis. Hampir 70 persen total perdagangan dunia akan berlangsung di negara-negara potensi yang dimiliki Indonesia ini harus diimbangi dengan kemampuan untuk mengelolanya. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia. Baca juga Kuliah Umum Unhas Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia Upaya mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia Untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia, pemerintah telah menyusun sejumlah kebijakan kelautan Indonesia. Di antaranya adalah disahkannya UU Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan pada 29 September 2014 dan dibentuknya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang mengoordinasikan sejumlah kementerian terkait pengelolaan sektor kelautan dan perikanan. Adanya regulasi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam eksplorasi sumber daya alam kemaritiman secara profesional dan optimal. Selain itu, pembagunan “tol laut”, pengembangan industri pelabuhan, perbaikan transportasi laut, serta peningkatan pertahanan dan keamanan juga terus ditingkatkan Tak hanya itu, sumber daya manusia juga harus dididik agar memiliki budaya dan jiwa maritim demi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Referensi Burhanuddin, Andi Iqbal. 2015. Mewujudkan Poros Maritim Dunia. Yogyakarta Deepublish. Fanani, Zaenal dan Adi Bandono. 2018. Ketahanan Nasional, Regional dan Global. Malang UMM Press. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.IkatanAlumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) bekerja sama Chandra Motik Maritime Center dan Lemhanas RI menyelenggarakan symposium untuk mewujudkan Harapan Kepada Jokowi untuk Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia - Kompasiana.com
KENDATIDeklarasi Djoeanda 13 Desember 1957 sangat penting bagi kejayaan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Rabu, 19 Jan 2022 WIB E-paper Media Indonesia Hari Ini