JikaKau Bertanya Tentang Cinta (Syair Sufi) Jika kau bertanya tentang hakikat Cinta kepada-Nya, tidak ada kata yang bisa mewakilinya karena cinta adalah "rasa". Jika kau bertanya tentang Cinta kepada-Nya, rasanya nyawa pun tidak lah cukup untuk diberikan kepada Sang Kekasih, bukanlah nyawa mu juga pemberian-Nya?
Kata Kata Sufi Quotes Sufi Makrifat Allah Kata Kata Ulama Tasawuf Kata Sufi Tentang Tuhan Cinta Kehidupan Hati Kopi Quotes Wislah Di bawah ini adalah kumpulan kata kata bijak atau nasehat dari ulama sufi yang bisa dijadikan pesan moral dan dasar laku hidup untuk kita dan orang terdekat kita. Terlebih di tengah derasnya serangan “dunia”. Setidaknya kumpulan kata dari para ulama sufi di bawah ini, setidaknya memberikan cahaya pemahaman tentang hakikat hidup ini. Dengan tujuan tidak lain adalah agar Allah SWT rindho pada kita dan laku hidup kita. Kata Kata Bijak Sufi Tentang Allah SWT Orang yang beriman, melihat dengan cahaya Allah swt. Orang yang arif [mengenal Allah] melihat dengan Allah swt dan kepada Allah SWT. – Sheikh Arsalan Ad-DimasyqiKalau kamu datang [kepadaNya] tanpa diri kamu, maka Dia akan menerimamu. Jika kamu datang [kepada-Nya] dengan diri kamu merasa ada dengan dirimu, maka Dia akan menghijabmu [daripada-Nya]. – Sheikh Arsalan Ad-DimasyqiJika kamu mengenali-Nya, maka kamu akan tenang. Jika kamu jahil tentang-Nya, maka kamu akan berbolak-balik [tidak tenteram]. Sesungguhnya, yang dikehendaki-Nya, bahawasanya hanya Dialah yang wujud, bukan kamu yang [merasakan dirimu juga] wujud. – Sheikh Arsalan Ad-DimasyqiMakhluk itu hijab [tabir]. Diri kamu sendiri ialah hijab,sedangkan Allah swt itu tidak pernah dihijab, sedang Dia menghijab daripada kamu dengan dirimu sendiri, dan kamu dihijab daripada diri kamu sendiri dengan mereka [makhluk]. Maka, berpisahlah daripada diri kamu, maka kamu akan menyaksikankewujudan-Nya. – Sheikh Arsalan Ad-DimasyqiAda dua kebaikan yg tidak dapat dirusak oleh dosa & keburukan apapun Ridha pada Ketentuan Allah & Memaafkan kesalahan hambaNYA. – Imam Syadzuli RATanda orang yang telah dipilih Allah untuk menjadi lebih baik adalah dia baik sangka kepada seluruh makhluk Allah dan buruk sangka kepada dirinya sendiri. – Kalam Abah Guru Sekumpul Kata Kata Bijak Sufi Tentang Cinta Apabila seseorang itu melakukan usaha agama maka sifatnya tambah baik, yakinnya tambah kuat, ketaatannya pada Allah Swt meningkat, kecintaannya kepada sunnah semakin bertambah, solatnya makin khusyuk, ilmunya semakin bertambah, inilah maksud usaha agama. Baca Juga Kata Kata Ulama Tentang Cinta Kata Kata Bijak Sufi Tentang Kehidupan Tanda istidraj; seorang yang dibutakan Allah kepada aibnya sendiri, dan selalu melihat aib orang lain. – Imam Sari AssaqathiYang paling aku khawatirkan, nanti akan terjadi dimana orang-orang nampak zahirnya seperti melakukan usaha agama. Namun disisi Tuhannya, dia tidak melakukan usaha agama. – Maulana Muhammad Ilyas Al-KandahlawyAl-Imam Hassan Al-Basri berkata kepada Mutharrif Bin Abdillah “Berilah nasihat kepada sahabat-sahabatmu” Kemudian Mutharrif Bin Abdillah menjawab “Sesungguhnya aku takut mengatakan apa yang tidak aku kerjakan”Imam Hassan Al-Basri berkata “Semoga Allah merahmati dirimu. Tidak ada seorang pun diantara kita, melakukan semua yang diperintahkan oleh Allah. Syaitan akan bergembira apabila kita berfikir seperti itu, sehingga tidak ada seorang pun yang akan memerintah kepada kebaikkan dan tidak pula mencegah daripada kemungkaran”Manusia yang paling tinggi kedudukannya, ialah yang tidak melihat kedudukan dirinya. Dan manusia yang paling besar keutamaannya ialah orang yang tidak melihat keutamaan dirinya. – Imam Asy-Syafie RahimahullahKamu jangan merasa rendah diri kerana menempuh jalan yang benar, walaupun sedikit orang yang menempuhnya. Dan kamu jangan tertipu dengan yang bathil walaupun banyak orang yang mengamalkannya. – Imam Al-Fudhail Bin I’yadhSesungguhnya manusia yg paling ramai dihijab adalah ahli Ilmu atau Ulama’. Maha suci Allah yang menghijab ahli Ilmu dgn Ilmu mereka. – Imam Abu al-Hassan al-Syazuli kaum, adalah kaum yang tidak mengenal Allah selain di bulan Ramadhan hanya mengenal Allah di bulan Ramadhan saja. – Sheikh Dr. Ali Jum’ahOh putraku, jika takbirmu benar mengagungkan Allah. Maka kau akan menghormati setiap mahluk. Kerana harga setiap makhluk adalah seharga Kholiqnya. – KH Dr. Muhammad Dhiya’uddin Kushwandhi Baca Juga Kata Kata Ulama Tentang Guru Kata Kata Bijak Sufi Tentang Hati Ikhlas itu ialah apa yang tersembunyi daripada pengetahuan dirinya, catatan malaikat, tipu daya syaitan dan kecenderungan hawa nafsu. – Sheikh Abi Madyan Jika ingin sembuhkan hatimu, keluarlah menuju medan taubat. Ubahlah keadaanmu dari sebelumnya jauh dari Allah menjadi dekat kepada hadirat-Nya. – Imam Ibn At’thoillah As-Sakandari rahimahullah Jangan ada selain Allah Swt dihatimu… Makhluk dan Khaliq tidak akan berkumpul. Dunia dan akhirat juga tidaklah berkumpul dalam satu hati. Ada kalanya makhluk dan ada kalanya Khaliq di hatimu. Ada kalanya dunia dan ada kalanya akhirat. Ada kalanya terbayang bahawa makhluk ada di lahirmu sedang Khaliq di hatimu. Dunia di tanganmu sedang akhirat di hatimu. Adapun di dalam hati, kedua-duanya tidak berkumpul. Lihatlah kepada jiwamu dan pilihkan untuknya, jika ia menghendaki dunia maka keluarlah akhirat dari hatimu. Jika ia menghendaki akhirat maka keluarkanlah dunia dari hatimu. Jika ia menghendaki Tuhan maka keluarkanlah dunia, akhirat dan apa yg selainNya dari hati. Selagi di dalam hatimu masih ada sebesar semut yang selain Allah, maka kamu tidak melihat dekatnya Allah di sisimu, dan tidak bangkit kejinakan dan ketenangan kepada-Nya. Selagi di dalam hatimu masih ada dunia sebesar semut kecil, maka kamu tidak melihat akhirat di hadapanmu. Dan selagi di dalam hatimu terdapat akhirat sebesar semut kecil, maka kamu tidak akan dapat merasa dekat kepada Allah. –Syeikh Abdul Qadir Jailani Kumpulan Nasehat Ulama Tasawuf Kata Kata Nasehat Syekh Abdul Qodir Jailani Wahai kaumku, Ambillah nasehat dari Al-Quran itu dengan mengamalkannya, bukan dengan mendiskusi, memperdebat, atau siapa yang ingin memperbaiki dirinya, maka hendaklah dia berlatih memerangi nafsunya, sehingga dirinya bebas daripada cengkaman nafsu karena seluruh nafsu itu mengajak kepada pemuda. “Bertaubatlah kamu. Bukankah kamu telah melihat, bahwa Allah akan menguji kamu dengan berbagai dugaan hingga kamu bertaubat…? Sementara engkau tidak berfikir, malahan engkau bertahan dalam kedurhakaanmu sadar dan berubah, pasti Allah menukarkan kegelisahmu dengan ketenangan dan jiwamu akan menjadi tenang, tenteram dalam akan ada kebahagiaan di hatimu, apabila disana bersemayam sesuatu selain Allah, bahkan seandainya kamu sujud selama seribu tahun diatas bara api sekalipun, sementara hatimu kepada selain Allah, maka hal itu tidak bermanfaat Batin – Lebih berat dari jihad dzahir karena jihad batin adalah satu jihad yang terus menerus. Bertujuan memutuskan semua kehendak dan dorongan hawa nafsu untuk melakukan perkara-perkara yang terlarang serta mengekang keinginan engkau menginginkan kema’rifatan kepada Allah, maka engkau ridhalah dengan qada dan qadar-Nya, dan janganlah engkau jadikan nafsu, syahwat, perangai, dan keinginanmu sebagai sekutu bagi-Nya dalam kedua-dua hal bahwa para guru amal dan guru ilmu akan menunjukkan engkau jalan menuju Allah. Langkah tahap pertama ialah dengan perkataan, dan pada tahap kedua ialah dengan mengamalkannya. Dengan cara ini, engkau akan bertemu dengan engkau kepadanya dan janganlah engkau mengharapkan pahala yang banyak. Beramallah dengan tujuan untuk mencapai dan meraih keridhaannya serta kedekatan kepadanya. Pahala adalah keridhaan-Nya kepadamu dan kedekatanmu kepada-Nya dunia dan akhirat. Peringkat pertama ialah engkau belajar kepada makhluk berkenaan hukum. Kemudian pada peringkat kedua hendaklah engkau belajar dari Khaliq mengenai ilmu Ladunni, Yakni ilmu-ilmu yang khusus untuk hati dan batin. Oleh itu carilah guru yang mursyid, karena engkau tidak dapat belajar tanpa yang dilakukan hanya dengan lisan tanpa menggunakan hati, tidak memberikan kemuliaan kepadamu. Zikir adalah zikir hati dan zikir batin, kemudian zikir lisan. Berzikirlah kamu kepada-Nya, sehingga zikir itu melebur dosa-dosamu, dengan demikian engkau tidak menanggung dosa sama Sunnah Rasul dengan penuh keimanan, jangan membuat bid’ah, patuhlah selalu kepada Allah dan Rasul-Nya, jangan melanggar. Junjung tinggilah tauhid dan jangan menyekutukan Dia. Sucikanlah Dia senantiasa dan jangan menisbahkan sesuatu keburukan pun kepada-Nya. Baca Juga Kata Kata Ulama Tentang Ilmu Maka bersabarlah, tantanglah hawa nafsumu, dan berpegang teguhlah pada perintah-perintah-Nya. Ridhalah atas takdir Yang Maha Kuasa, dan berharaplah akan ridha dan karunia-Nya.“Orang yang zuhud itu berpuasa dari makan dan minum, sedangkan orang yang arif itu berpuasa tanpa orang zuhud itu siang hari, sedangkan puasa orang arif itu siang dan malam. Ia tidak berbuka dari puasanya sehingga ia bertemu yang arif itu puasa tahunan, selalu demam. Puasa tahunan dengan hatinya, demam dengan rahsianya, dan ia tahu bahawa sembuhnya itu adalah dengan bertemu Tuhannya dan dekat itu selama kamu berkemahuan untuk menuju dan berjalan kepada-Nya. Apabila kamu telah sampai dan habis jarak perjalananmu dan kamu berada di dalam rumah dekat dengan Tuhanmu maka hilanglah beban kamu ingin sampai kepada ini, maka jadilah kamu mengikut perintah-Nya, mencegah segala larangan-Nya, berserah diri kepada-Nya dalam kebaikan dan keburukan, kaya dan fakir, mulia dan yang baik terhadap-Nya dan terhadap makhluk-Nya. Sedikitlah berbicara yang tidak berguna yang meninggalkan amal dalam keadaan berilmu, ilmu itu akan melupakanmu dan berkahnya hilang dari hatimu. Wahai orang-orang yang bodoh! seandainya kamu mengetahui-Nya niscaya kamu mengetahui itu ada pada lahir dan batin. Syirik lahir ialah menyembah berhala sedangkan syirik batin ialah berpegang kepada makhluk dan memandang mereka dapat memberi kemudaratan dan akhiratmu itu sebagai modalmu, dan jadikan dunia itu sebagai keuntunganmu. Gunakanlah seluruh waktumu untuk menghasilkan akhiratmu. Lalu apabila dari waktumu itu ada sedikit yang tersisa, maka gunakanlah untuk berusaha dalam urusan duniamu dan mencari penghidupanmu.Nasihatilah dirimu terlebih dahulu barulah kemudian menasihati orang lain. Kamu harus lebih memperhatikan nasib dirimu. Janganlah kamu menoleh pada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada sesuatu yang harus diperbaikiOrang itu dikatakan dekat dengan Allah selama dia meluangkan waktunya untuk berdzikir setiap hari. Orang mukmin mengawal dirinya dengan membangun batinnya. Kemudian bari membangun lahirnya. Sebagaimana orang yang membangun rumah, membelanjakan sejumlah wangnya untuk mengisi rumahnya itu sebelum pintunya terbuat hidup di dunia ini, yang terbaik adalah menyelamatkan hati dari buruk sangkaJanganlah kamu menghendaki kelebihan dan kekurangan. Janganlah mencari kemajuan dan kemunduran. Sebab ketentuan telah menetapkan bahagian masing2. Setiap orang di antara kamu, tidak diwujudkan melainkan telah ditentukan catatan mengenai pengalaman hidupnya secara dunia dan akhirat datang melayanmu, dengan tanpa susah payah, ketuklah pintu tuhanmu dan menetaplah di dalamnya. Bila kamu telah menetap di dalamnya, akan jelaslah bagimu seperti “buah fikiranNafsu seseorang selalu menentang dan membangkang. Maka barangsiapa ingin menjadikannya baik, hendaklah ia bermujahadah, berjuang melawannya, sehingga terselamat dari kejahatannya. Hawa nafsu semuanya adalah keburukan dalam keburukan, namun apabila telah terlatih dan menjadi tenang, berubahlah ia menjadi kebaikan di dalam Dia mengetahui kesungguhanmu mencari-Nya, maka Dia akan menghendakimu. Jika Dia mengetahui kesungguhan cintamu kepada-Nya, maka Dia akan Mengasihimu, menunjukkan hatimu dan mendekatkanmu bahwa agamamu akan hilang disebabkan empat perkara 1. Kamu tidak mengamalkan apa yang telah kamu ketahui. 2. Kamu mengamalkan apa yang tidak kamu ketahui. 3. Kamu tidak mahu berusaha mengetahui apa yang tidak kamu ketahui, sehingga tetap bodoh. 4. Kamu melarang manusia untuk berusaha mengetahui apa yang mereka tidak engkau melakukan perbuaan ahli neraka, tetapi kau mengharapkan syurga. Engkau tamak bukan pada tempatnya. Janganlah kau tergiur dengan barang pinjaman yang kau kira sebagai milikmu sendiri. Sebentar lagi, barang itu akan diambil dari tanganmu. Allah Azza Wajalla telah meminjamkan kehidupan kepada mu, sehingga dengan itu kau patuh kepadaNya. Kehidupan yang pendek merupakan barang pinjaman itu kau anggap sebagaai milik peribadimu, sehingga kau perlakukan Jika bicara, bicaralah dengan niat yang baik. Jika diam, diamlah dengan niat yang baik. Setiap orang yang tidak berniat dalam beramal, maka tiada berguna baginya amal yang ia kerjakannya itu, amalnya sia-sia. Baik engkau bicara atau diam, kau tetap berdosa sebab engkau tidak membenarkan niatmu, diam dan bicara yang tidak mengikut qalbu seorang hamba telah sampai wusyul kepada Tuhannya, maka Dia menjadikan hamba itu selalu memerlukanNya, mendekati diri kepadaNya, memberikan kedudukan tinggi Dia, beramallah demi-Nya, bukan demi yang lain selain Dia. Takutlah kepada-Nya, jangan kepada yang lain. Semuanya itu dengan hati, bukan dengan cakapan mulut. Itu semua ada dalam khalwat bathin, bukan dalam jalwat lahiriah. Jika tauhid di ambang pintu rumah, ternyata syirik bersemayam di dalamnya, maka demikian itu adalah “nifaq” hipokrit. Hindarilah taqwa di mulut, liar di hati, syukur di lisan dan ingkar di hati. Celaka jika ucapan mulut tidak sama dengan qalbumu. Baca Juga Kata Kata Ulama Tentang Kematian Kata Kata Bijak Imam Hasan Al Bashri Diantara tanda berpalingnya Allah SWT dari seorang hamba adalah Allah menjadikan kesibukannya pada hal-hal yang tidak bermanfaat Anda tertipu dengan banyaknya amal ibadah yang telah Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah menerima amalan Anda atau pula Anda merasa aman dari bahaya dosa-dosa yang Anda lakukan, karena sesungguhnya Anda tidak mengetahui apakah Allah mengampuni dosa-dosa Anda tersebut atau belum menemukan dalam ibadah, sesuatu yang lebih sulit dari pada shalat di tengah mukmin hidup di dunia bagaikan seorang tawanan yang sedang berusaha membebaskan dirinya dari penawanan dan ia tidak akan merasa aman kecuali apabila ia telah berjumpa dengan Allah SWTKetahuilah bahwa kamu tidak bisa mencintai Allah sampai kamu mencintai taat kepada-Nya Allah.Sesungguhnya Allah telah menetapkan kematian, sakit dan sehat. Barang siapa mendustakan takdir maka sesungguhnya ia telah mendustakan al-Qur’an. Dan barang siapa mendustakan al-Qur’an, maka sesungguhnya ia telah mendustakan yang bertindak tanpa pengetahuan merusak lebih dari yang dia yang tidak memiliki sopan santun tidak memiliki pengetahuan; Dia yang tidak memiliki kesabaran tidak memiliki agama, dan dia yang tidak memiliki kesalehan tidak memiliki kedekatan dengan Allah Anda merasa aman untuk aman dan agar agama Anda aman untuk Anda, maka aturlah tangan Anda dari melukai kehidupan manusia, aturlah lidah Anda agar tidak membahayakan kehormatan mereka, dan atur perut Anda dari mengkonsumsi kekayaan beriman akan selalu bersikap kritis terhadap dirinya sendiri dalam makanannya, minumannya dan ucapannya. Orang berdosa tidak akan mengkritik dirinya lebih unggul daripada Anda Menjual kehidupan ini untuk selanjutnya dan Anda akan memenangkan keduanya. Jika Anda menjual kehidupan berikutnya untuk dunia ini maka Anda akan kehilangan penyakitmu dengan memberi sadaqah amal.Iman bukanlah angan-angan atau penampilan luar tapi ada masalah yang berakar di dalam hati dan dikonfirmasikan oleh pun yang tidak menemukan kebahagiaan dalam dzikir Allah, sholat, dan membaca Quran, tidak akan menemukannya di tempat sama dalam kesehatan tapi saat kesulitan menimpa mereka menunjukkan adalah harta karun dari harta surga, Allah tidak memberikannya kecuali kepada hamba-hamba-Nya yang tidak lain hanyalah beberapa hari, dan kapanpun suatu hari berlalu, sebagian dari Anda meninggal Allah tidak menunjukkan akhir tindakan orang percaya kecuali pada saat kematian. Kata Kata Sufi Ibnu Arabi Tak ada yang berjalan dalam semesta ini tanpa berjalan sebagai utusan rasul dengan tidak ada sesuatu pun yang menyamai tauhid. Sebab, kalau ada sesuatu yang menyamainya, maka tauhid bukanlah satu dan pasti dua, dan seterusnya. Yang dapat ditimbang adalah yang sama dan sebanding, dan juga yang sama, meski tidak sebanding. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa syirik tidak ada pada diri seorang hamba yang memiliki engkau agar jangan memusuhi ahli “La Illaha Illa Allah”, karena ia memiliki pertolongan yang umum dari Allah. Mereka adalah para Wali Allah. Jika mereka melakukan kesalahan dan mendatangkan ke bumi ini kesalahan yang tidak menyebabkan mereka menyekutukan Allah sedikit pun, maka Allah menemui mereka dengan membawa ampunan. Barangsiapa yang telah ditetapkan pertolongan atas dirinya, maka ia tidak boleh diperangi. Barang siapa memusuhi Allah, maka Allah pasti mengingat balasannya di dunia dan akhirat. Dan setiap orang yang tidak Allah beritahukan permusuhannya kepada-Nya, janganlah engkau jadikan musuh. Setidaknya jika engkau tidak mengenalinya, maka biarkanlah engkau menjaga ucapanmu sebagaimana engkau menjaga perbuatanmu. Ucapanmu termasuk dalam perbuatanmu. Karena itu, dikatakan “Barangsiapa menghitung ucapannya sebagai termasuk dalam perbuatannya, maka ia akan mengurangi ucapannya.” Ketahuilah bahwa Allah menjaga ucapan hamba-hamba-Nya, karena Allah hadir pada lisan setiap orang yang berbicara. Allah tidak mencegahmu dari mengucapkannya. Akan tetapi, engkau jangan mengucapkannya jika memang engkau tidak meyakininya, karena Allah akan menanyaimu tentang itu. Diriwayatkan kepada kami bahwa malaikat tidak menuliskan bagi seorang hamba apa yang diperbuatnya hingga ia mengatakannya. Hatiku telah siap menyambutSegala realitasPadang rumput bagi rusaKuil para RahibRumah berhala-berhalaKa’bah orang tawafSabak-sabak TauratLembaran al Qur’anAku mabuk CintaKemanapun Dia bergerakDi situ aku mencintaCinta kepada-NyaAdalah agama dan keyakinanku Kata Kata Rabiah Al Adawiyah Ya Allah, jika aku menyembahMu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya, dan jika aku menyembahMu karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya. Tetapi, jika aku menyembahMu demi Engkau semata, Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajahMu Yang abadi padaku. Saya membawa obor di satu tangan Dan satu ember air di sisi lain Dengan hal-hal ini saya akan membakar Surga Dan memadamkan api neraka Sehingga pelaut kepada Tuhan bisa merobek kerudung Dan lihatlah tujuan sebenarnya. Di sini, saya sendiri bersamamu. Ya Allah, apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di dunia ini, Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu Dan apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di akhirat nanti, Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpa-Mu Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip Manusia terlena dalam buai tidur lelap Pintu pintu istana pun telah rapat Tuhanku, demikian malam pun berlalau Dan inilah siang datang menjelang Aku menjadi resah gelisah Apakah persembahan malamku, Engkau terima Hingga aku berhak mereguk bahagia Ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka, Demi kemahakuasaan-Mu Inilah yang akan selalau ku lakukan Selama Kau beri aku kehidupan Demi kemanusian-Mu, Andai Kau usir aku dari pintu-Mu Aku tak akan pergi berlalu Karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu Alangkah sedihnya perasaan dimabuk cinta Hatinya menggelepar menahan dahaga rindu Cinta digenggam walau apapun terjadi Tatkala terputus, ia sambung seperti mula Lika-liku cinta, terkadang bertemu surga Menikmati pertemuan indah dan abadi Tapi tak jarang bertemu neraka Dalam pertarungan yang tiada berpantai Aku mencintai-Mu dengan dua cinta Cinta karena diriku dan cinta karena diri-Mu Cinta karena diriku, adalah keadaan senantiasa mengingat-Mu Cinta karena diri-Mu, adalah keadaan-Mu mengungkapkan tabir Hingga Engkau ku lihat Baik untuk ini maupun untuk itu Pujian bukanlah bagiku Bagi-Mu pujian untuk semua itu Ya Allah, apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di dunia ini, Berikanlah kepada musuh-musuh-Mu Dan apa pun yang akan Engkau Karuniakan kepadaku di akhirat nanti, Berikanlah kepada sahabat-sahabat-Mu Karena Engkau sendiri, cukuplah bagiku Alangkah buruknya, Orang yang menyembah Allah Lantaran mengharap surga Dan ingin diselamatkan dari api neraka Seandainya surga dan neraka tak ada Apakah engkau tidak akan menyembah-Nya? Aku menyembah Allah Lantaran mengharap ridha-Nya Nikmat dan anugerah yang diberikan-Nya Sudah cukup menggerakkan hatiku Untuk menyembah-Mu Sulit menjelaskan apa hakikat cinta Ia kerinduan dari gambaran perasaan Hanya orang yang merasakan dan mengetahui Bagaimana mungkin Engkau dapat menggambarkan Sesuatu yang engkau sendiri bagai hilang dari hadapan-Nya, walau ujudmu Masih ada karena hatimu gembira yang Membuat lidahmu kelu Andai cintaku Di sisimu sesuai dengan apa Yang kulihat dalam mimpi Berarti umurku telah terlewati Tanpa sedikit pun memberi makna Tuhan, semua yang aku dengar di alam raya ini, dari ciptaan-Mu Kicauan burung, desiran dedaunan Gemericik air pancuran Senandung burung tekukur Sepoian angin, gelegar guruh Dan kilat yang berkejaran Kini Aku pahami sebagai pertanda Atas keagungan-Mu Sebagai saksi abadi, atas keesaan-Mu dan Sebagai kabar berita bagi manusia Bahwa tak satu pun ada Yang menandingi dan menyekutui-Mu Bekalku memang masih sedikit Sedang aku belum melihat tujuanku Apakah aku meratapi nasibku Karena bekalku yang masih kurang Atau karena jauh di jalan yang kan kutempuh Apakah Engkau akan membakarku O, tujuan hidupku Di mana lagi tumpuan harapanku pada-Mu Kepada siapa lagi aku mengadu? Ya Allah Semua jerih payahku Dan semua hasratku di antara segala kesenangan-kesenangan Di dunia ini, adalah untuk mengingat Engkau Dan di akhirat nanti, di antara segala kesenangan Adalah untuk berjumpa dengan-Mu Begitu halnya dengan diriku Seperti yang telah Kau katakan Kini, perbuatlah seperti yang Engkau kehendaki Ya Tuhan, lenganku telah patah Aku merasa penderitaan yang hebat atas segala yang telah menimpaku Aku akan menghadapi segala penderitaan itu dengan sabar Namun aku masih bertanya-tanya Dan mencari-cari jawabannya Apakah Engkau ridha akan aku Ya, Ya Allah O Tuhan, inilah yang selalu mengganggu langit pikiranku Ya Allah Aku berlindung pada Engkau Dari hal-hal yang memalingkan aku dari Engkau Dan dari setiap hambatan Yang akan menghalangi Engkau Dari aku Ya Illahi Rabbi Malam telah berlalu Dan siang datang menghampiri Oh andaikan malam selalu datang Tentu aku akan bahagia Demi keagungan-Mu Walau Kau tolak aku mengetuk pintu-Mu Aku akan tetap menanti di depannya Karena hatiku telah terpaut pada-Mu TuhankuTenggelamkan diriku ke dalam lautanKeikhlasan mencintai-MuHingga tak ada sesuatu yang menyibukkankuSelain berdzikir kepada-Mu Kata Kata Syeikh Ibnu Atha’illah Al Iskandari Jadikan hati mu itu seperti ikan di lautSetengah dari tanda bahwa seorang itu bersandar diri pada kekuatan amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat kurnia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan atau dosaIstirihatkan dirimu atau fikiranmu dari kerisauan mengatur hajat keperluan dunia mu, sebab apa yang sudah dijamin atau diselesaikan oleh lain mu, tidak usah kau sibuk memikirkannyaKerajinanmu untuk mencapai apa-apa yang telah dijamin pasti akan sampai kepadamu, disamping kekecewaanmu terhadap kewajiban-kewajiban yang diamanahkan kepadamu, membuktikan butanya mata hatimuJanganlah kelambatan masa pemberian Tuhan kepada mu, padahal kau bersungguh-sungguh dalam berdoa, menyebabkan patah harapan, sebab Allah telah menjaminkan menerima semua doa dalam apa yang Dia kehendaki untuk mu, bukan menurut kehendak mu, dan pada waktu yang ditentukanNya, bukan pada waktu yang kau tentukanJangan sampai meragukan kamu terhadap janji Allah, kerana tidak terlaksananya apa yang telah dijanjikan itu, meski pun telah tertentu tiba masanya. Supaya tidak menyalahi pandangan mata hatimu, atau memadamkan nur cahaya batinmuApabila Tuhan membukakan bagimu suatu jalan untuk makrifat mengenal padaNya, maka jangan menghiraukan soal amalmu yang masih sedikit, sebab Tuhan tidak membukakan bagimu, melainkan Dia akan memperkenal diriNya kepada mu, tidakkah kau ketahui bahawa makrifat itu semata-mata pemberian kurniaan Allah kepadamu, sedang amal perbuatanmu hadiah daripadamu, maka di manakah letak perbandingannya antara hadiahmu dengan pemberian kurnia Allah kepadamuBeraneka warna jenis amal perbuatan kerana bermacam-macam pula pemberian kurnia Allah yang diberikan kepada hambaNyaAmal perbuatan itu sebagai kerangka yang tegak, sedang roh jiwanya adalah terdapatnya rahsia ikhlas ketulusan dalam amal perbuatan ituTanamlah diri mu dalam tanah kerendahan, sebab tiap suatu yang tumbuh tetapi tidak ditanam, maka tidak sempurna hasilnyaTiada sesuatu yang sangat berguna bagi hati jiwa sebagaimana menyendiri untuk masuk ke medan berfikir tafakurBagaimana akan dapat terang hati seorang yang gemar dunia ini terlukis dalam cermin hatinya. Atau, bagaimana akan pergi menuju kepada Allah, padahal dia masih terikat terbelenggu oleh syhawat nafsunya. Atau, bagaimana akan dapat masuk ke hadratullah, padahal dia belum bersih suci dari kelalaiannya yang di sini diampunkan dengan janaabahnya. Atau, bagaimana akan mengerti rahsia-rahsia yang halus dalam padahal dia belum taubat dari kekeliruan-kekeliruannyaAlam ini kesemuanya berupa kegelapan, sedang yang meneranginya hanya kerana nampaknya hak Allah padanya, maka siapa yang melihat alam kemudian tidak melihat Allah di dalamnya, atau padanya atau sebelumnya, atau sesudahnya, maka benar-benar dia telah disilaukan oleh nur cahaya, dan tertutup baginya suria nur makrifat oleh tebalnya awan benda-benda alam iniDiantara bukti-bukti yang menunjukkan adanya kekuasaan Allah yang luar biasa, adalah dapat menghijabkan engkau daripada melihat kepadaNya dengan hijab yang tidak ada wujudnya yakni bayangan-bayangan hijabnya di sisi AllahBagaimana dapat dibayangkan bahawa Allah dapat dihijabkan oleh sesuatu padahal Allah yang menzahirkan menampakkan segala sesuatuBagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu, padahal andaikan tidak ada Allah, nescaya tidak akan ada segala sesuatuAlangkah ajaibnya sungguh sangat ajaib, bagimana nampak wujud di dalam alam adam tidak ada. Yakni sesuatu yang hakikatnya tidak ada bagaimana dapat nampak ada wujudnya. Atau bagaimana dapat bertahan sesuatu yang rosak hancur itu di samping zat yang bersifat qabimTiada meninggalkan sedikit pun dari diri kebodohan, siapa yang berusaha akan mengadakan sesuatu dalam suatu masa selain dari apa yang dijadikan oleh Allah di dalam masa ituBagaimana akan dapat ditutupi oleh sesuatu, padahal Dia yang nampak pada tiap segala sesuatuBagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu, padahal Dia lebih jelas nampak dari segala sesuatuBagaimana mungkinkan akan dihijab oleh sesuatu, padahal Dia dari yang esa tunggal yang tidak ada disampingNya sesuatu apa punBagaimana akan dapat dihijab oleh sesuatu, padahal Dia Allah lebih dekat kepada mu dari segala sesuatu Kata Kata Syekh Rohimuddin Al-Bantani Akhlak itu neraca dan standar ma’rifat bersemayam di jiwa, bagaimana hati dapat manusia lebih menjadi tugas ulama. Ketimbang sibuk dengan politik lawan itu kawan yang yang di dalam hatinya tidak ada cinta, maka tidak akan melihat Tuhan, walaupun berada di masjid & membaca Al-Quran. Karena cahaya Tuhan terbit di dalam hati, apabila ada cinta maka berarti Tuhan berada di dengan dua mata melihat kepada diri sendiri dengan muhasabahdan ke luar diri dengan i’tibar. Hanya syetan yangmemiliki satu orang hanya menjadi dirinya, ketika memandang yang lain, bersikaplah adil dan petiklah aku harus mengingatkannya sedang aku tidak pernah yang tidak tersentuh oleh orang besar bagian lapisan paling dasar, yaitu jiwa ummat, maka biarkan ada orang yang membidaninya sehingga terbangunlah manusia seutuhnya agar menjadi bahan kebangkitan peradaban Nusantara itu sisi ijtihad fikih & budayanya bersifat kenusantaraan bukan sisi akidah & akhlak. Karena Islam itu rahmat bagi semua alam, sama nusantara atau AfrikantaraKekuatan gaib “Nubuwah & wilayah” hanyalah AKHLAK MULIA Bukan keanehan seperti klenik, sihir, bahasa & ekspresi dalam mengutarakan segala aspirasi, karena balasan itu hanyalah sebuah yang meraih kekuasaan dengan menjatuhkan penguasa yang sah meskipun zalim, niscaya ia akan dijatuhkan meskipun benar oleh yang zalim. Raih kekuasaan dengan mulia, niscaya akan hormat terkadang bukan memuliakan. Karena hanya orang yang memiliki kemuliaan yang dapat lebih luas dari sekedar pemahaman individu, madzhab, jama’ah dan partai dll Perpecahan hanyalah penyakit spiritual sangkalah kepada sesama saudara muslim, karena berbeda pandangan, madzhab, jama’ah & partai, paling kurang demi menjaga wibawa umat hidup di NUSANTARA bumi damai dan aman dengan menjauhkan perpecahan sebab perselisihan & beda golongan/madzhabMengangkat diri dengan menjatuhkan Orang lain berarti menjatuhkan diri dari tempat yang sangat motif dan tujuannya berkata buruk itu tetap membuahkan malapetaka sesuatu yang dikemudian hari engkau syukuri perbuatan itu…Apapun, Akhlak Mulia pasti membawa kemenangan memberi ketenteraman mencipta Buta mata hati itu ada 3 perkara 1. Tubuh yanglarut kedalam maksiat 2. Taat yang dibuat-buat 3. Tamak kepada tidak mungkin lahir dari agama apapun, melainkan dari akal rusak, hati keras dan jiwa yang adalah PENASEHAT kepada umaro bukan dukun politik. Rohani ulama menerangi semua kepada yangbaik dan buruk.
Malamhari kuminta rembulan satang Kututup pintu bahasa dan kubuka jendela cinta. Rembulan tak masuk lewat pintu, hanya jendela. Cuplikan puisi lain: Tugasmu bukan mencari cinta, tapi hanya mencari semua halangan dalam dirimu, yang kaubangun tuk melawannya. Hawa nafsu!
Jangan terpesona oleh terangnya sebuah masaSebab bisa jadi di dalamnya mengandung kerusakan-kerusakan ~anonimWaktu Arab al-waqt adalah penanda sebuah masa. Dalam surat An-Nisa ayat 103 Allah SWT berfirman; Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman“. Maksudnya, kewajibannya telah ditentukan dalam waktu-waktu sufi mengibaratkan waktu sebagai sebuah pedang. Sebagaimana pedang yang dapat memotong sesuatu, maka waktu bila tak mampu “dimenej” dengan baik dapat melewatkan seseorang dari kebenaran dan sebuah riwayat, imam Syafii berkataSelama aku bersahabat dengan para sufi, aku tidak mendapatkan kemanfaatan yang sangat utama kecuali dua kalimat dari mereka. Aku mendengar mereka mengatakan bahwa waktu ibarat pedang. Jika kau tidak mampu “memenej”nya, ia akan membunuhmu. Oleh karenanya, sibukkanlah dirimu dengan kebenaran dan al-Haq, bila tidak, kau akan disibukkan dengan kebatilan.”Dalam memandang sebuah masa atau waktu, para sufi terbagi menjadi empat kelompok. Pertama, ashab assawabiq. Mereka yang hatinya dipenuhi dengan dan bersama Allah. Mereka meyakini bahwa dalam segala hal yang telah ditetapkan di zaman azali tidak bisa berubah. Oleh karenanya, mereka menyibukkan diri dengan ibadah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Tidak begitu memperdulikan sedang berada di sebuah masa apa ashab al-awaqib, mereka adalah orang-orang yang selalu memikirkan akhir hayatnya. Mereka berpedoman bahwa segala sesuatu akan dilihat di akhirnya. Apakah khusnul khatimah atau justru sebaliknya. Senandung syair menyiratkan pemahaman kelompok iniJangan terpesona oleh terangnya sebuah masaSebab bisa jadi di dalamnya mengandung kerusakan-kerusakanoleh karenya, bagi ashab al-awaqib, akhir sebuah perjalanan hidup seseorang tidak ada yang tahu. Teruslah berbuat kau merasa heran kepada orang-orang yang rusak dan hancur serta menanyakan bagaimana mereka rusak? Sebaliknya, kagumlah kepada orang yang selamat bagaimana mereka memperoleh keselamatan? Ketiga, ashab al-waqt, mereka tidak menyibukkan diri dengan waktu azali sebagaimana kelompok “sawabiq” dan juga masa yang akan datang seperti kelompok “awaqib”. Mereka memfokuskan diri dengan menjaga waktu yang sedang dijalaninya. Mereka berkata, “seorang al-arif yang telah makrifat adalah anak zamannya. Bukan masa lalu maupun masa ashab al-haq, mereka menghabiskan waktu bersama pemilik waktu dan pemilik kebenaran. Mereka tidak mempedulikan waktu. Mereka hanya mau menyibukkan diri dengan di sebuah pagi Imam Junaid al-Baghdadi berjumpa dengan sahabat sufi lainnya, Sari As-Saqathi. Junaid bertanya, “bagaimana kabar di pagi harimu?”. As-Sari menjawab, “bagiku, tidak ada kabar kebahagiaan baik di malam hari maupun di pagi hari. Aku tidak mempedulikan panjang maupun pendeknya sebuah malam.” Ia melanjutkan, “jika engkau sudah bersama Tuhanmu, maka kau tak akan merasakan adanya siang maupun keempat ini menunjukkan bahwa ketidakpedulian mereka terhadap waktu sebab mereka bersama sang “pemilik waktu”.Lalu, bagaimana dengan kita, dari keempat kelompok ini, termasuk yang manakah? Atau tidak termasuk sama sekali?Wallahu A’lam bi as-Shawab
Tapisaya justru sangat kecantol dengan puisi Shabe Arust (Malam Pengantin) beliau. Bukan tentang pernikahan, puisi ini justru berkisah tentang kematian. Jalaluddin Rumi sendiri wafat pada 17 Desember 1273, dan hari tersebut dikenal sebagai "Malam Pengantin" yang bermakna hari yang menjadi gerbang bertemu dengan Sang Kekasih Hati.
Syair-syair cinta para sufi ini merupakan syair indah karya sufi yang didalam setiap kalimatnya memiliki makna yang dalam jika kita mampu menghayatinya dengan baik. Apa itu sufi? Pengertian Sufi adalah orang suci, hanya berfikir untuk Allah Swt. semata. Sufi merupakan istilah untuk mereka yang mendalami ilmu tasawwuf, yaitu ilmu yang mendalami ketakwaan kepada Allah sebagaimana seperti selalu berdzikir dan hanya berkonsentrasi kepada Tuhannya. Seiring waktu, Istilah sufi orang suci akhirnya dipakai oleh dunia secara luas, bukan saja untuk tokoh agama dari agama tertentu, tetapi bagi seseorang yang secara spiritual dan rohaniah telah matang dan yang kehidupannya tidak lagi membutuhkan dan melekat kepada dunia dan segala isinya, kecuali untuk kebutuhan dasarnya saja. Sufi dalam konteks ini diamalkan sebagai cara sejati untuk memurnikan jiwa dan hati, mendekatkan diri kepada Tuhan dan mendekatkan diri kepada SorgaNya [menjauhi dunia]. Di agama Budha, dikenal sebagai tahap arupadatu berbeda dengan kamadatu, di agama Nasrani dikenal sebagai biarawan/biarawati sebagai cara menjalani kehendak Tuhan secara full/penuh dan memerdekakan diri dari budak kesenangan dunia dst. Sumber Ada yang menarik dari para sufi ini, Para sufi/orang sufi seringkali menggunakan metafora pengalaman batin mereka dengan sejumlah syair yang teramat indah, mengingat, syathahat atau kata-kata jadzabiyahnya sulit diuraikan dengan bahasa formal. Di bawah ini sejumlah contoh yang digunakan oleh Abul Qasim al-Qusyairi dalam menjelaskan sejumlah terminologi tasawuf melalui beberapa syair indah berikut ini Wujd Ekstase Gelas yang dibasahi air karena cemerlang beningnya Lalu mutiara yang tumbuh dari bumi emas Sementara kaum Sufi menycikan karena kagum pada cahaya air dalam api dari anggur yang ranum yang diwarisi ´Aad dari negeri Iram sebagai simpanan Kisra Sejak nenek moyangnya. Abu Bakr asy-Syibly Haibah Dan Uns Aku datangi Aku tak mengerti Dari mana Siapa Aku Melainkan yang dikatakan orang-orang pada diriku, pada jenisku Aku datangi jin dan manusia Lalu tak kutemui siapa pun Lantas kuatangi diriku. Tiba-tiba bisikan halus dalam kalbuku Amboi, siapakah yang tahu sebab-sebab yang lebih luhur wujudnya toh ia bersukaria dengan kehinaan yang sesat dan dengan manusia Kalau engkau dari kalangan sirna yang hakiki Pastikan engkau ghaib dari semesta, arasy dan kursy Padahal dirimu jauh dari Haal bersama Allah Jauh dari berdzikir Lebih pada Jin dan Manusia. Abu Said al-Kharraz Jam Dan Farq Engkau wujudkan Nyata-Mu dalam rahasiaku Lisanku munajat kepada-Mu Lalu kita berkumpul bagi makna-makna Berpisah bagi makna-makna pula Jika Gaib-Mu adalah Keagungan dari lintas mataku Toh Engkau buat serasi dari dalam yang mendekat padaku. Junaid al-Baghdady Waktu Setiap hari ia lewat merengkuh tanganku memberikan sesal dalam hatiku kemudian, berlalu. Seperti penghuni neraka Jika kulit-kulitnya terpanggang kembali pula kulit-kulit itu untuk sbuah derita panjang Bukanlah orang mati itu istirahat seperti mayat Kematian adalah mati kehidupannya. Syeikh Abu Ali ad-Daqqaq Fana’ Dan Baqa’ Ada kaum yang tersesat di padang gersang Ada pula yang tersesat di padang cintanya Mereka sirna, kemudian sirna dalam kesirnaan, lalu sirna total Lalu mereka kekal, dalam kekalnya kekal dari kekaraban dengan Tuhannya. Syair yang sering dikutip para sufi. Sadar Dan Mabuk Kesadaranmu dari KataKu adalah sinambung Dan mabukmu dari bagianKu menyilakan teguk minuman Tak bosan-bosan peminumnya Tak bosan-bosan peneguknya Menyerah pada sudut piala yang memabukkan jiwanya. Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala Ada dua kemabukan bagiku dan hanya dua penyesal hanya satu Yang diperuntuukan bagi mereka hanya untukku. Dua mabuk kepayang Mabuk cinta Mabuk abadi Ketika siuman Segalanya bugar kembali. Dalam syair lain tentang Mabuk Ilahi ini para Sufi sering mengutip syair, sbb Pabila pagi cerah dengan kejora citanya itulah keserasian Antara kemabukan dan kesukacitaan. bawah ini masih seputar Rasa Mabuk Ilahi Dzauq Dan Syurb Gelas minuman adalah susuan kita Kalau tak kita rasa Tak hidup kita Aku heran orang bicara, “Aku telah ingat Allah” Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa? Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas Tuntas habis, tak puas pula dahaga. Syair-Syair Al Hallaj Ana Al-Haqq, Al-Hallaj Aku adalah Dia yang kucinta dan Dia yang kucinta adalah aku Kami adalah dua jiwa yang bertempat dalam satu tubuh. Jika engkau lihat aku, engkau lihat Dia, dan jika engkau lihat Dia, engkau lihat aku Maha suci zat yang sifat kemanusiaan-Nya, membukakan rahasia cahaya ketuhanan-Nya yang gemilang. Kemudian kelihatan baginya makhluk-Nya, dengan nyata dalam bentuk manusia yang makan dan minum. Jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku, sebagaimana anggur disatukan dengan air murni. Jika sesuatu menyentuh Engkau, ia menyentuhku pula, dan ketika itu dalam tiap hal Engkau adalah aku. Aku adalah rahasia Yang Maha Benar, dan bukanlah Yang Maha Benar itu aku Aku hanya satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami. Sebelumnya tidak mendahului-Nya, setelah tidak menyela-Nya, daripada tidak bersaing dengan Dia dalam hal keterdahuluan, dari tidak sesuai dengan Dia, ketidak menyatu dengan dia, Dia tidak mendiami Dia, kala tidak menghentikan Dia, jika tidak berunding dengan Dia, atas tidak membayangi Dia,dibawah tidak menyangga Dia, sebaliknya tidak menghadapi-Nya, dengan tidak menekan Dia, dibalik tidak mengikat Dia, didepan tidak membatasi Dia, terdahulu tidak memameri Dia, dibelakang tidak membuat Dia luruh, semua tidak menyatukan Dia, ada tidak memunculkan Dia, tidak ada tidak membuat Dia lenyap, penyembunyian tidak menyelubungi Dia, pra-eksistensi-Nya mendahului waktu, adanya Dia mendahului yang belum ada, kekalahan-Nya mendahului adanya batas. Di dalam kemuliaan tiada aku, atau Engkau atau kita, Aku, Kita, Engkau dan Dia seluruhnya menyatu. Fana’i Fana’i Fana’ Kehinaanku adalah KemuliaanMu Kehilanganku adalah KerinduanMu Ketiadaanku adalah KeabadianMu Kepedihanku adalah CintaMu Kekuranganku adalah KelebihanMu Kesendirianku adalah pertemuanku denganMu Kematianku adalah kebangkitanMu Kebisuanku adalah TitahMu Aku adalah Kamu, Kamu adalah Aku… Warna Agama “Chinese Art and Greek Art” Rasul pernah berkata, “Ada orang-orang yang melihatku di dalam cahaya yang sama seperti aku melihat mereka. Kami adalah satu. Walau tak terhubung oleh tali apapun, walau tak menghafal buku dan kebiasaan, kami meminum air kehidupan bersama-sama.” Inilah sebuah kisah tentang misteri yang tersimpan Sekelompok Tiongkok mengajak sekelompok Yunani bertengkar tentang siapa dari mereka adalah pelukis yang terhebat. Lalu raja berkata, “Kita buktikan ini dengan debat.” Tiongkok memulai perdebatan. Tapi Yunani hanya diam, mereka tak suka perdebatan. Tiongkok lalu meminta dua ruangan untuk membuktikan kehebatan lukisan mereka, dua ruang yang saling menghadap terpisah hanya oleh tirai. Tiongkok meminta pada raja beberapa ratus warna lagi, dengan segala jenisnya. Maka setiap pagi, mereka pergi ke tempat penyimpanan pewarna kain dan mengambil semua yang ada. Yunani tidak menggunakan warna, “warna bukanlah lukisan kami.” Masuklah mereka ke ruangannya lalu mulai membersihkan dan menggosok dindingnya. Setiap hari, setiap saat, mereka membuat dinding-dindingnya lebih bersih lagi, seperti bersihnya langit yang terbuka. Ada sebuah jalan yang membawa semua warna menjadi warna tak lagi ada’. Ketahuilah, seindah indahnya berbagai jenis warna di awan dan langit, semua berasal dari sempurnanya kesederhanaan matahari dan bulan. Tiongkok telah selesai, dan mereka sangat bangga tambur ditabuh dalam kesenangan dengan selesainya lukisan agung mereka. Waktu raja memasuki ruangan, terpana dia karena keindahan warna dan seluk-beluknya. Lalu Yunani menarik tirai yang memisahkan ruangan mereka. Dan tampaklah bayangan lukisan Tiongkok dan semua pelukisnya berkilauan terpantul pada dindingnya yang kini bagaikan cermin bening, seakan mereka hidup di dalam dinding itu. Bahkan lebih indah lagi, karena tampaknya mereka selalu berubah warna. Seni lukis Yunani itulah jalan sufi. Jangan hanya mempelajarinya dari buku. Mereka membuat cintanya bening, dan lebih bening. Tanpa hasrat, tanpa amarah. Dalam kebeningan itu mereka menerima dan memantulkan kembali lukisan dari setiap potong waktu, dari dunia ini, dari gemintang, dari tirai penghalang. Mereka mengambil jalan itu ke dalam dirinya, sebagaimana mereka melihat melalui beningnya Cahaya yang juga sedang melihat mereka semua. Seputar Rasa Mabuk Ilahi Syair Rabiah Asy Syamiyah Al Adawiyah Dzauq Dan Syurb Gelas minuman adalah susuan kita Kalau tak kita rasa Tak hidup kita Aku heran orang bicara, “Aku telah ingat Allah” Apakah aku alpa? Lalu kuingat yang kulupa? Kuminum Cinta, gelas piala demi gelas Tuntas habis, tak puas pula dahaga. Tentang Mabuk Ilahi para Sufi sering mengutip syair Pabila pagi cerah dengan kejora citanya itulah keserasian Antara kemabukan dan kesukacitaan. Sadar Dan Mabuk Kesadaranmu dari KataKu adalah sinambung Dan mabukmu dari bagianKu menyilakan teguk minuman Tak bosan-bosan peminumnya Tak bosan-bosan peneguknya Menyerah pada sudut piala yang memabukkan jiwanya. Orang-orang mabuk kepayang memutari gelas piala Sedang mabukku dari yang Maha Pemutar Piala Ada dua kemabukan bagiku dan hanya dua penyesal hanya satu Yang diperuntukkan bagi mereka hanya untukku. Dua mabuk kepayang Mabuk cinta Mabuk abadi Selepas Ekstase Junaid al-Baghdady Orang-orang menyebutku Sufi, saat kukata Darahku terdiri dari Allah. Seluruh bulu romaku Bakal masuk Surga. Dan bagai Rabi’ah kutaktakut Neraka O,mata mereka berbinar. Syahwat mereka nanar Inilah susahnya hidup di tengah-tengah masyarakat keledai Sebab terlalu silau dan terpukau oleh matahari bumi Mereka tak sekalipun membutuhkan tongkat Musa Sebab mereka berjubah Al-Hallaj. Dan puas menari Dalam irama khusu’ Rumi Hu, hu,hu,… … … Aku stres, wahai kekasih. Kehilangan kata-kata Di samudra kalimat-Mu. Aku menjadi gila pada suatu hari Berteriak disudut-sudut kota yang hangus oleh nista Ingin lari dari kungkungan para keledai. Ingin mencari mukjizat Nabi mendaki Tursina-Mu berharap nemu tongkat gembala, lalu ngangon keledai dungu itudi padang-padang kebenaran yang telah mereka lupakan … … assalamu’aika ! kuketuk pintu Kau dalam ekstase panjang. Rabbi, anta maksudi mereka makin terpukau. Hu, hu, hu, … … merekamnya dipita-pita kaset. Memutarnya dikedai-kedai kopi atau diatas pentas puisi. Menenggelamkam diri dalam kebahagiaan semu di lautan yang tak mereka pahami sembari mengunyah dunia “Pinjami aku tongkatmu, Musa biar kubelah laut kebodohan yang jadi batas kebenaran melangkahi rumah nurani di kedalaman samudera hati.” Aku gila, wahai Kekasih. Aku gila !! Tapi mereka keledai semakin tak sadarkan diri Mengumbar gairah duniawisepanjang hari. Hu, hu, hu, … … Menari-nari Rumi. “Ngigau jadi Rabi’ah Tak takut Neraka, tak butuh Surga Mereka tegang dalam birahi. Kemaluannya menerobos hijab Dan tak lagi mampu menyimpan rahasia. Menggelinding Dan pamer di panggung-panggung kolosal sekaligus murahan Mendengus sana sini. Ngiler kesana kemari hingga puncak orgasme Kian menjauhi bukit Tursina yang menyimpan cahaya Tambah peduli pada kalimat ekstaseku Sambil histeris menoreh daging diri mereka kaligrafi Yang kehilangan makna Allah, Allah, Allah, … … Aku gila sekaligus takut. Rabbi ! Mereka mengeja bibirku sebagai Kitab Suci anta maksudi Mereka membaptisku sebagai Sufi Sejati. Mereka ingin menyatu Keledai itu mengunyahku santai-santai bagai mngunyah dunia busuk ini “Pinjami aku wahai Musa walau sebentar tongkat saktimu. Biar kungebut mendaki bukit-bukti kehidupan para keledai yang tengah asyik bersenggama dengan dunia yang teler tanpa ingat akan cahaya di Tursina.” O, ekstaseku direkam dalam berlusin pita Dibuat makalah didiskusikan dengan sejumlah seponsor Dibumbui referensi busuk duniawi. Dijadikan nara sumber Dibedah dari berbagai sudut ilmiah semu di hotel brbintang Hu, hu, hu, … … Mereka yang mengaku anak cucu sufi itu larut Sambil memangku para betina. Menjelma menjadi binatang Yang belajar bicara macam manusia. Membuat kesimpulan Tentang perlunya sejarah baru yang baku O, mereka makin lepas landas. Mengingkari banjir bandang Yag menyelamatkan Nuh. Mengingkari kulit mulus Yunus Yang terhindar dari runcingnya gigi ikan buas Mengingkari azab. Mengingkari angin, petir dan bumi Yang berguncang. O, aku menyaksikan Wajah-wajah kaum A’ad dan Tsamud di tengah-tengah mereka Aku seperti tengah menonton Qorun dan Fir’aun berpidato di mimbar Aku bagai sedang diracuni puisi Ubay bin Kalaf yang berapi-api Maka aku berteriak keras-keras terhadap mereka. Mencaci-maki Mengasa ayat-ayat suci jadi pedang yang tajam Dan menuding-nuding kewajah mereka dengan rasa jijik O, para keledai itu sangat profesional dengan peranannya Tak sedikitpun gentar, malah sebaliknya. Mereka kini mengamuk Ke arahku, wahai Kekasih. Sekejap membuatku terpana Bagai menyaksikan reinkarnasi penderitaan Nabai-Nabi O, langit-Mu menggelarkan episode masa-lalu. Ada wajah Zakariya Yang digergaji. Ada wajah Isa yang disalib Dan tangan-Mu menyibak hijab dalam potret nurani Langit Diserbu darah suci mereka. Lapis bumi teratas merubah diri jadi sayap. Membawa terbang kebenaran ke gerbang mahligai-Nya Dan al-Hallaj merintih dibanjir Tigris yang dia ciptakan Dan Rabi’ah mati diatas sajjadah kesederhanaan Ditikam cinta dan airmata ketakutan. Begitu lama kutunggu akhir kegilaan ini, wahai Kekasih Sebuah penantian yang panjang yang nyaris membuatku bosan. Sambil mencatat semua tingkah-Mu terhadapku. Malam-malam Enkau menarik selimut tidurku dengan sebuah bisikan itu ke itu “Bangunlah Aku menanti kau di langit pertama-Ku.” Lantas aku menggeliat membuang tahu dunia di kedua pinggir mata hatiku Menepis mimpi-mimpi masyarakat yang melenakan sejak awal malam Membasuh semua kepalsuan dengan bening air suci Kau. O, didalam diri aku ambruk Sujudku basah Di tas sajjadah bumi-Mu. Menikmati batin Yang kini sejuk tersiram kasturi cinta nurani tatkala suluk saat kuterjaga, jasadku jadi kelaparan selepas ekstase daku mencakar-cakar ladang dunia buat kehidupan. Pecinta Sejati Syair Muhammad Zuhdi Saad Kekasih Tuhan itu sakit di dunia ini, Penderitaannya tak kunjung seda, Kesedihannya satu-satunya pelipur hatinya, Barangsiapa benar-benar mencintai Pencipta Agung … Berkelana ke seluruh dunia bersama-Nya, Di dalam pikiran-Nya Dan di karuniai penglihatan akan Dia. Ketika siuman Segalanya bugar kembali. Fana’ Dan Baqa’ Syair yang sering dikutip para sufi. Ada kaum yang tersesat di padang gersang Ada pula yang tersesat di padang cintanya Mereka sirna, kemudian sirna dalam kesirnaan, lalu sirna total Lalu mereka kekal, dalam kekalnya kekal dari kekaraban dengan Tuhannya. Haal Kalau tidak menempati, pasti bukan Haal Setiap yang menempati Pasti hilang Lihatlah bayangan sampai ujungnya Berkurang ketika ia memanjang. Syekh Abul Hasan al-Kharqani qs Aku bukanlah seorang rahib pertapa. Aku bukan seorang zahid asketis. Aku bukanlah seorang khatib penceramah. Aku bukanlah seorang Sufi. Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Esa, dan aku menyatu dalam Keesaan-Mu. TIPUAN PALSU Aku melihat tipu muslihat dunia, tatkala ia bertenggerdi atas kepala-kepala manusia, dan membincangkan manusia-manusia yang terkena tipunya. Bagi mereka, Orang sepertiku tampak amat tak berharga. Aku disamakan olehnya, dengan anak kecil yang sedang bermain di jalanan. MENCINTAI AKHIRAT Duhai orang yang senang memeluk dunia fana, Yang tak kenal pagi dan sore dalam mencari dunia, Hendaklah engkau tinggalkan pelukan mesramu, kepada duniamu itu. Karena kelak engkau akan berpelukan, Dengan bidadari di surga. Apabila engkau harap menjadi penghuni surga abadi, maka hindarilah jalan menuju api neraka. ANUGRAH ALLAH Aku melihat-Mu pada saat penciptaanku, yang penuh dengan anugerah. Engkaulah sumber satu-satunya, pada saat penciptaanku. Hidarkan aku dari anugerah yang buruk. Karena sepotong kehidupan telah cukup bagiku, hingga saat Engkau mematikanku. TENTANG CINTA Engkau durhaka kepada Allah, dan sekaligus menaruh cinta kepada-Nya. Ini adalah suatu kemustahilan. Apabila benar engkau mencintai-Nya, pastilah engkau taati semua perintah-Nya. Sesungguhnya orang menaruh cinta, Tentulah bersedia mentaati perintah orang yang dicintainya. Dia telah kirimkan nikmat-Nya kepadamu, setiap saat dan tak ada rasa syukur, yang engkau panjatkan kepada-Nya. KEPUASAN QANA’AH Aku melihat bahwa kepuasan itu pangkal kekayaan, lalu kupegang erat-erat ujungnya. Aku ingin menjadi orang kaya tanpa harta, dan memerintah bak seorang raja. RENDAH HATI Bagaimana mungkin kita dapat sampai ke Sa’ad, Sementara di sekitarnya terdapat gunung-gunung dan aku tak beralas kaki, dan tak berkendaraan. Tanganku pun kosong dan, jalan ke sana amat mengerikan. Itulah syair-syair cinta yang begitu indah dari para sufi yang didalamnya menyimpan beribu makna untuk direnungkan. Semoga syair para sufi diatas dapat bermanfaat untuk pembaca.
JalaludinRumi: Syukur Itu Anggur, Maka Mabuklah (3) Jumat 25 Dec 2020 09:58 WIB. Rep: Imas Damayanti/ Red: Elba Damhuri. 0. Jalaluddin ar-Rumi (ilustrasi). Foto: quantummethod.org. Syair-syair Maulana Jalaludin Rumi begitu indah menggugah. REPUBLIKA.CO.ID - Jalaludin Rumi meninggal 747 tahun yang lalu, yang baru saja dirayakan peringatan
Abstrak Artikel ini berjudul "Syair-syair Wasf deskripsi Imru' al-Qais suatu tinjauan Ilm 'Arudh", yang membahas tentang tema "Wasf al-Layl menggambarkan tentang malam, wa al-Faras menunggang kuda, wa al-Sayd binatang buruan". Tujuan dari penelitian ini adalah memenggal syair sesuai dengan bahr yang digunakan sehingga dapat diketahui perubahan wazan pada taf'ilahnya dengan menggunakan pendekatan Ilm al-'Arudh. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan membaca beberapa tiap-tiap bayt syair Imru' al-Qais. Data yang diperoleh diklasifikasikan dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, terhadap pemenggalan syair yang bertema "Wasf al-Layl, wa al-Faras, wa al-Sayd" sesuai dengan permasalahan data yang diperoleh. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebahagiaan dari pemenggalan syair yang bertema "Wasf al-Layl, wa al-Faras, wa al-Sayd" mengalami perubahan wazan pada taf'ilahnya yaitu terjadi zihaf qabd pada setiap bagian sadr dan 'ajznya. Jenis al-bayt yang ditemukan yaitu bayt tam yang masih lengkap bagian-bagaiannya maksudnya masih lengkap dengan 8 taf'ilah yang digunakan.
Dimalam hari para tahanan melupakan penjaranya, dimalam hari para pembesar pun melupakan kekuasaannya. Tiada duka, pertimbangan untung maupun rugi, gagasan orang ini ataupun orang lain. Demikianlah keadaan orang Sufi, sekalipun dia tak lagi tidur: Tuhan berfirman, " (Kau tentu mengira mereka itu bangun) padahal mereka itu tidur."
Ilustrasi Kisah Nabi Muhammad SAW Sahijab – Abu Nawas terkenal sebagai seorang sufi dengan syair yang penuh kecintaan pada Allah SWT. Ia juga terkenal sebagai orang selalu punya jawaban atas semua pertanyaan. Abu Nawas bukan tokoh rekaan. Ia hidup di awal abad Masehi, dan dikenal sebagai pujangga Arab dan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Kisah 1001 Malam adalah kisah yang terkenal dan menceritakan tentang Abu Nawas. Nama aslinya adalah Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami. Lahir pada 145 H 747 M di kota Ahvaz, Persia Iran. Meski lahir di Iran, namun Abu Nawas tinggal, menuntut ilmu dan meninggal dunia di Baghdad. Beliau meninggal pada tahun 199 H/814 M, dalam usia 58 tahun. Beliau dikebumikan di daerah Syunizi di jantung Kota Baghdad. Salah satu syair terkenal Abu Nawas adalah syair Al I'tiraf. Syair ini juga sering dinyanyikan oleh kelompok sufi, juga beberapa kelompok nasyid dalam dan luar negeri. Syair ini menceritakan tentang permohonan ampun seorang hamba pada TuhanNya. Juga pengakuan akan banyaknya dosa dan keinginan agar diampuni. Berikut Sahijab sertakan syair Al Itiraf, lengkap dengan bahasa Arab, Latin dan artinya. Selamat menikmati. Syair Al Itiraf Abu Nawasإِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً – وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ Berita Terkait Syair Doa Abu Nawas Al-I'tiraf Lengkap Arab, Latin dan Terjemahan Baca Doa Ini Ketika Menjenguk Orang Sakit Bolehkah Memanggil Haji kepada Orang yang Belum Berhaji? Apakah Minyak Zaitun Efektif untuk Atasi Rambut Kering? Begini Cara Menggunakannya Abu Nawas Syair Al Itiraf
Mungkinkata-kata quote Jalaluddin Rumi bisa jadi penyemangat. 1. "Biarkanlah dirimu dibentuk oleh tarikan yang kuat dari sesuatu yang kamu cintai." 2. "Setiap penglihatan tentang keindahan akan lenyap. Setiap perkataan yang manis akan memudar." 3.
BAIT-bait syair Al-Imam Asy-Syafi’ rahimahullah yang bisa kita jadikan sebagai keteladanan di saat kondisi seperti sekarang ini دَعِ الأَيَّامَ تَفْعَل مَا تَشَاءُ ** وَطِبْ نَفْساً إذَا حَكَمَ الْقَضَاءُ “Biarkanlah hari demi hari berbuat sesukanya. Tegarkan dan lapangkan jiwa tatkala takdir menjatuhkan ketentuan setelah diawali dengan tekad dan usaha.” وَلا تَجْزَعْ لِنَازِلَةِ اللَّيَالِـي ** فَمَا لِـحَوَادِثِ الدُّنْيَا بَقَاءُ “Janganlah engkau terhenyak dengan musibah malam yang terjadi. Karena musibah di dunia ini tak satu pun yang bertahan abadi musibah tersebut pasti akan berakhir.” وكُنْ رَجُلاً عَلَى الْأَهْوَالِ جَلْدًا ** وَشِيْمَتُكَ السَّمَاحَةُ وَالْوَفَاءُ “Maka jadilah engkau lelaki sejati tatkala ketakutan menimpa. Dengan akhlakmu; kelapangan dada, kesetiaan dan integritas.” وإنْ كَثُرَتْ عُيُوْبُكَ فِيْ الْبَرَايَا ** وسَرّكَ أَنْ يَكُونَ لَها غِطَاءُ “Betapapun aibmu bertebaran di mata makhluk. Dan engkau ingin ada tirai yang menutupinya.” تَسَتَّرْ بِالسَّخَاء فَكُلُّ عَيْبٍ ** يُغَطِّيْهِ كَمَا قِيْلَ السَّخَاءُ “Maka tutupilah dengan tirai kedermawanan, karena segenap aib. Akan tertutupi dengan apa yang disebut orang sebagai kedermawanan.” وَلَا تُرِ لِلْأَعَادِيْ قَطُّ ذُلًّا ** فَإِنَّ شَمَاتَةَ الْأَعْدَا بَلَاءُ “Jangan sedikitpun memperlihatkan kehinaan di hadapan musuh orang-orang kafir. Itu akan menjadikan mereka merasa di atas kebenaran disebabkan berjayanya mereka, sungguh itulah malapetaka yang sebenarnya.” وَلَا تَرْجُ السَّمَاحَةَ مِنْ بَخِيْلٍ ** فَما فِي النَّارِ لِلظْمآنِ مَاءُ “Jangan pernah kau berharap pemberian dari Si Bakhil. Karena pada api Si Bakhil, tidak ada air bagi mereka yang haus.” وَرِزْقُكَ لَيْسَ يُنْقِصُهُ التَأَنِّي ** وليسَ يزيدُ في الرزقِ العناءُ “Rizkimu telah terjamin dalam ketentuan Allâh, tidak akan berkurang hanya karena sifat tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mencarinya. Tidak pula rizkimu itu bertambah dengan ambisi dan keletihan dalam bekerja.” وَلاَ حُزْنٌ يَدُومُ وَلاَ سُرورٌ ** ولاَ بؤسٌ عَلَيْكَ وَلاَ رَخَاءُ “Tak ada kesedihan yang kekal, tak ada kebahagiaan yang abadi. Tak ada kesengsaraan yang bertahan selamanya, pun demikian halnya dengan kemakmuran. Beginilah keadaan hari demi hari, yang seharusnya mampu senantiasa memberikan kita harapan demi harapan dalam kehidupan” إذَا مَا كُنْتَ ذَا قَلْبٍ قَنُوْعٍ ** فَأَنْتَ وَمَالِكُ الدُّنْيَا سَوَاءُ “Manakala sifat Qanâ’ah senantiasa ada pada dirimu. Maka antara engkau dan raja dunia, sama saja artinya orang yang qanâ’ah, senantiasa merasa cukup dengan apa yang diberikan Allâh untuknya, maka sejatinya dia seperti raja bahkan lebih merdeka dari seorang raja وَمَنْ نَزَلَتْ بِسَاحَتِهِ الْمَنَايَا ** فلا أرضٌ تقيهِ ولا سماءُ “Siapapun yang dihampiri oleh janji kematian. Maka tak ada bumi dan tak ada langit yang bisa melindunginya.” وَأَرْضُ اللهِ وَاسِعَةً وَلَكِنْ ** إذَا نَزَلَ الْقَضَا ضَاقَ الْفَضَاءُ “Bumi Allâh itu teramat luas, namun Tatakala takdir kematian turun menjemput, maka tempat manapun niscaya kan terasa sempit.” دَعِ الأَيَّامَ تَغْدرُ كُلَّ حِينٍ ** فَمَا يُغْنِيْ عَنِ الْمَوْتِ الدَّوَاءُ “Biarkanlah hari demi hari melakukan pengkhianatan setiap saat artinya jangan kuatir dengan kezaliman yang menimpamu .Toh, pada akhirnya jika kezaliman tersebut sampai merenggut nyawa, maka ketahuilah bahwa tak satu pun obat yang bisa menangkal kematian artinya mati di atas singgasana sebagai seorang raja dan mati di atas tanah sebagai orang yang terzalimi, sama-sama tidak ada obat penangkalnya.” [] Sumber Dîwân al-Imâm asy-Syâfi’i hal. 10, Ta’lîq Muhammad Ibrâhîm Salîm
Syair1 Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu Hingga tak ada satupun yang mengganguku dalam jumpaMu Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip Manusia terlena dalam buai tidur lelap Pintu pintu istana pun telah rapat Tuhanku, demikian malam pun berlalau Dan inilah siang datang menjelang Aku menjadi resah gelisah
Imam Syafi’i selama hidupnya membagi waktu malamnya menjadi tiga, yaitu sepertiga untuk menulis kitab, sepertiga untuk shalat malam, dan sepertiga untuk istirahat. Rabi’ bin Sulaiman, salah satu murid Imam Syafi’i yang sering menginap di rumah gurunya itu mengatakan, “Aku tak pernah melihat Imam Syafi’i di rumahnya kecuali ia sangat sedikit tidur di malam hari.” Murid Imam Syafi’i yang lain, Husain al-Karabisi, mengatakan “Aku tinggal bersama Imam Syafi’i selama 80 malam. Aku melihat Imam Syafi’i shalat selama sepertiga dalam shalatnya Imam Syafi’i tak pernah membaca ayat Al-Qur’an kurang dari 50 ayat, terkadang beliau membaca seratus ayat. Ia selalu berdoa untuk kebaikan seluruh umat Islam ketika membaca ayat yang berkenaan dengan rahmat Allah dan ia juga berdoa untuk keselamatan seluruh umat Islam ketika membaca ayat yang berkenaan dengan adzab.” Khusus pada bulan Ramadhan, Imam Syafi’i memiliki sebuah pekerjaan ibadah yang sangat luar biasa. Rabi’ bin Sulaiman menceritakan, “Setiap datang bulan Ramadhan, Imam Syafi’i menyibukkan diri dengan membaca Al-Qur’an. Biasanya Imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an satu kali dalam satu malam, khusus bulan Ramadhan Imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari satu kali di siang hari dan satu kali di malam hari. Dalam satu bulan Ramadhan Imam Syafi’i mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 60 kali khataman.” Suatu ketika di waktu sahur, beberapa ulama kota Kairo bertamu kepada Imam Syafi’i untuk mendiskusikan sebuah permasalahan pelik dalam ilmu fiqih. Ketika mereka masuk ke dalam rumah Imam Syafi’i, maka mereka melihat Imam Syafi’i sedang membaca Al-Qur’an. Lantas setelah mereka selesai berdiskusi mengenai permasalahan di dalam ilmu fiqih, Imam Syafi’i pun menegur mereka dengan halus, “Pada waktu sahur apakah kalian lebih mementingkan mempelajari ilmu fiqih daripada membaca Al-Qur’an? Sungguh aku shalat malam dan tak henti-hentinya aku meletakkan Al-Qur’an di hadapanku hingga datang waktu shubuh. Barang siapa yang mempelajari Al-Qur’an maka agung derajatnya dan barang siapa mempelajari ilmu fiqih maka mulia derajatnya” Al-Baihaqi, Manaqib asy-Syafi’i, Darul Kutub al-Islamiyyah, 2011. Pada suatu momentum Ramadhan, di tengah-tengah pengajian yang diampu oleh Imam Syafi’i datanglah seorang pemuda dengan membawa secarik kertas. Rabi’ bin Sulaiman selaku murid terdekat Imam Syafi’i pun menyodorkan secarik kertas sang pemuda tersebut kepada Imam Syafi’i. Di dalam kertas tersebut tertulis sebuah syair سل العالم المكي هل من تزاور وضمة مشتاق الفؤاد جناح “Bertanyalah kepada seorang alim dari kota Makkah, Apakah berdosa dua orang yang saling bertemu dan keduanya mengumpulkan segenap kerinduan di hatinya’.” Maka, Imam Syafi’i pun menulis sebuah jawaban atas syair pemuda tersebut معاذ الله أن يذهب التقى تلاصق أكباد بهن جراح “Aku berlindung kepada Allah dari hilangnya ketakwaan, berdempetannya hati badan di antara mereka adalah sebuah dosa.” Melihat jawaban Imam Syafi’i tersebut, Rabi’ bin Sulaiman pun merasa kebingungan apa yang terjadi di antara Imam Syafi’i dan pemuda tersebut. Rabi’ bin Sulaiman pun menanyakan kepada Imam Syafi’i akan maksud dari pertanyaan pemuda tersebut serta jawaban Imam Syafi’i. Imam Syafi’i pun menjawab, “Wahai Rabi’, pemuda itu adalah seseorang yang bernasab mulia, ia baru saja melangsungkan pernikahan di bulan Ramadhan ini dan ia menanyakan kepadaku, Bolehkah mencium atau menyentuh istrinya tanpa melakukan hubungan intim selama ia berpuasa?’ Maka aku pun memberikan jawaban seperti itu”. Rabi’ bin Sulaiman pun menanyakan ketepatan jawaban Imam Syafi’i kepada pemuda tersebut dan pemuda tersebut membenarkan seluruh jawaban Imam Syafi’i Abu Nuaim al-Ashfahani, Hilyatul Auliya’wa Thabaqat al-Ashfiya’, Darul Kutub al-Ilmiyyah, 2010. Muhammad Tholhah al Fayyadl, mahasiswa jurusan Ushuluddin Universitas al-Azhar Mesir, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo
Jn81ZQC. 0pi71ljjb1.pages.dev/2000pi71ljjb1.pages.dev/2980pi71ljjb1.pages.dev/2420pi71ljjb1.pages.dev/1030pi71ljjb1.pages.dev/1700pi71ljjb1.pages.dev/3100pi71ljjb1.pages.dev/440pi71ljjb1.pages.dev/650pi71ljjb1.pages.dev/390
syair sufi tentang malam